PONTIANAK MEDIA.CO.ID, BANJARMASIN – Dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di beberapa wilayah di Kalsel membuat beberapa kawasan di Banjarmasin menjadi terdampak.
Bahkan dari dampak Karhutla tersebut, tercatat ada sebanyak 6.000 orang di Banjarmasin yang terserang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, Tabiun Huda, bahwa peningkatan data penyakit ISPA di Banjarmasin pada Bulan September sudah menyentuh 5.896 Kasus.
“Diperkirakan data sampai dengan bulan Oktober melebihi 6000 lebih kasus ISPA di Kota Banjarmasin,” ucapnya, Selasa (3/10/2023) saat di konfirmasi klikkalsel.com melalui sambungan telepon.
Menurutnya dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarmasin, sembilan kelurahan menjadi titik terparah dampak Karhutla.
“Sembilan kelurahan itu terbagi di tiga Kecamatan. Itu data terakhir per 1 Oktober 2023,” bebernya.
Sembilan Kelurahan yang dimaksud yakni Kelurahan Sungai Andai dan Kelurahan Kuin Utara di Kecamatan Banjarmasin Utara, kemudian Kelurahan Kelurahan Sungai Lulut dan Kelurahan Banua Anyar di Banjarmasin Timur.
Lalu Kelurahan Tanjung Pagar, Pemurus Dalam, Basirih Selatan, Kelayan timur dan Pekauman di Kecamatan Banjarmasin Selatan.
Berdasarkan data tersebut, pihaknya pun merekomendasikan Kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin Untuk Belajar online di kelurahan Yang Terdampak Kabut Asap Tebal Akibat Karhutla itu.
“Tadi malam kita diskusi Disdik, DLH, dan BPBD kita sudah rekomendasikan untuk bisa belajar secara online,” pungkasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa rekomendasi tersebut sudah dipaparkan kepada Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, untuk sekolah bisa melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
“Karena memang sudah berdampak kepada anak-anak sekolah,” pungkasnya.